Friday, August 26, 2011

Aku, Pensil : Silsilah Keluarga Sebuah Pensil, sebagaimana dikisahkan oleh Leonard E. Read


oleh Juan Mahaganti pada 15 Juni 2009 jam 16:13

PENGANTAR(OLEH PENERJEMAH, JUAN MAHAGANTI)


Tidak ada cerita yang membuatku yakin kepada liberalimse melebihi cerita “sederhana” oleh Leonard Read ini, tentang sebatang pensil yang menjelaskan kenapa kita seharusnya punya Iman terhadap orang-orang merdeka. Tetapi bukan cerita ini yang membawaku menjadi kapitalis, tetapi buku Milton Friedman “Free to Choose” yang juga mengangkat cerita ini (Saya meminjamnya di Perpustakaan Unklab, ketika masih kuliah dulu). Tetapi cerita ini mampu menjelaskan apa yang terjadi ketika peran pemerintah di minimalisir dan kreativitas dibiarkan bebas. Cerita ini juga mampu dengan mudah menjelaskan kelebihan kapitalisme dalam mengelola ekonomi, juga tentang peran harga dalam sebagai indicator untuk menjawab pertanyaan mendasar dalam ekonomi; apa, bagaimana dan untuk siapa suatu barang diproduksi. Terjemahan ini tentu masih jauh dari sempurna dan anda bisa mengunduh versi asli di situs resmi Foundation of Economic Education. Semoga bisa berguna.


Aku, Pensil : Silsilah Keluarga Sebuah Pensil, sebagaimana dikisahkan oleh Leonard E. Read


Aku, Pensil- sebuah pensil biasa yang akrab bagi semua anak-anak dan orang dewasa yang bisa membaca dan menulis. Menulis adalah pekerjaan, sebagaimana juga kegemaranku, itulah satu-satunya hal yang bisa ku lakukan.


Kamu mungkin akan bertanya-tanya kenapa aku harus menulis silsilahku? Yah, untuk memulai, ceritaku adalah hal yang sangat menarik. Dan, selanjutnya, Aku adalah sebuah misteri – lebih dari sebatang pohon, atau matahari terbenam atau bahkan melebihi kilatan Guntur. Tetapi sayangnya, aku dianggap oleh semua yang menggunakan jasaku, seakan-akan hanyalah sebuah ketidak sengajaan (kecelakaan) dan tanpa latar-belakang. Sikap arogan ini menurunkan derajatku menjadi sederajat dengan hal-hal remeh-temeh biasa saja.Ini adalah sebuah kesalahan fatal dan bahaya yang dilakukan yang mana manusia tidak bisa membiarkannya lama tanpa akibat fatal. Sebagaimana yang ditulis oleh G. K. Chesterton yang bijak, “kita musnah karena keinginan kita akan sebuah keajaiban, bukan karena keinginan akan keajaiban-keajaiban.”


Aku, Pensil, sederhana sebagaimana tampilanku, layak mendapat kekagumanmu, sebuah pengakuan yang akan aku coba untuk buktikan. Faktanya, jika engkau bisa mengerti akan diriku – tidak, itu terlalu banyak untuk diminta dari seseorang – jika saja engkau bisa menyadari keajaiban yang aku simbolisasikan, engkau bisa membantu menyelamatkan kebebasan yang secara tidak menyenangkan hilang dari banyak orang. Aku punya sebuah pelajaran luar biasa untuk diajarkan. Dan aku bisa mengajarkan pelajaran ini lebih baik dair sebuah mobil, sebuah pesawat terbang atau mesin pencuci piring karena – yah, karena aku kelihatannya sangat sederhana.


Sederhana? Walau demikian, tidak ada satu orangpun di muka bumi ini yang tahu bagaimana cara membuat diriku. Kedengaran fantastis bukan? Terutama jika engkau sadar bahwa ada sekitar satu sampai satu setengah miliar sejenisku yang diproduksi di Amerika Serikat setiap tahun.


Ambil aku dan lihat. Apa yang kau lihat? Tidak banyak, ada kayu, dibungkus pernis, label merk yang dicetak diatasku, ujung dari grafit, sedikit logam, dan sebuah penghapus.


LELUHUR YANG TAK TERHITUNG BANYAKNYA.


Sebagaimana engkau tidak bisa melihat leluhurmu sampai sangat jauh keatas, sehingga juga tidak mungkin bagiku untuk memberitahu dan menjelaskan semua leluhurku. Tetapi aku akan menyebutkan dan menjelaskan cukup banyak sampai bisa menjelaskan betapa kaya dan rumitnya latar belakangku.


Silsilah keluargaku dimulai dari sebuah pohon, pohon cedar tegak yang tumbuh di Kalifornia Utara dan Oregon. Sekarang, pikirkan semua gergaji mesin dan truk dan tali dan mesin-mesin lain yang tak terhitung banyaknya yang digunakan untuk memotong dan membawa batangan cedar dari hutan ke jalur transportasi kereta api. Bayangkan semua orang-orang dan keahlian yang begitu banyak yang dipakai untuk merakit mesin-mesin ini; tambang biji besi, pembuatan baja dan pemrosesannya sehingga menjadi gergaji-gergaji, kampak-kampak, mesin-mesin; penanaman rami dan proses yang dia lewati sehingga menjadi tali yang kuat dan berat; mess pemotongan kayu dengan semua kasur-kasur dan tempat tidurnya dan aula mess, penyiapan makanan untuk penghuni mess, juga proses pertanian untuk makanan tersebut. Kenapa juga tidak dihitung, ribuan orang yang bekerja sama untuk setiap gelas kopi yang diminum pemotong kayu!


Gelondongan kayu dikapalkan ke tempat pemotongan di San Leandro, Kalifornia. Bisa engkau bayangkan orang-orang yang membuat gerbong datar dan rel kerata api dan mesin kereta api dan juga orang-orang dan alat yang dipasang untuk system komunikasi yang berhubungan dengan semua proses ini? Betapa banyaknya legiun ini adalah bagian dari para pendahulu, leluhurku.


Pikirkan tempat pemotongan kayu di San Leandro. Gelondongan cedar yang dipotong-potong menjadi kecil, ukuran tebal sebuah pensil yang ukurannya kurang dari setengah inci tebalnya. Kemudian melewati pengeringan lewat oven dan diwarnai untuk alasan yang sama dengan kenapa wanita meletakan perona diwajahnya. Orang-orang lebih menginginkan aku kelihatan cantik dari pada sekedar pucat dan putih. Potongan kayu ini di poles lalu di keringkan dalam oven sekali lagi. Bayangkan berapa banyak ketrampilan dicurahkan untuk membuat cat dan oven pengering ini, juga pemanas ruangan, penerang ruangan, tenaga listrik, ban berjalan untuk proses produksi, motor-motor, dan semua hal lain yang dibutuhkan oleh tempat pemotongan ini untuk bekerja?


Tukang pel di pabrik pemotongan ini juga diantara leluhurku? Ya, dan juga termasuk orang-orang yang menuang campuran semen untuk membuat beton-beton untuk bendungan PLTA milik Pacific Gas & Electric Company yang melayani suplai energy untuk pabrik pemotongan kayu.


Jangan juga lewatkan leluhurku yang ada dijauh dan dekat yang bekerja bersama-sama untuk mendistribusikan enam puluh container penuh potongan ukuran pensil kesemua bagian negeri.


Ketika tiba di pabrik pensil – terdiri dari bangunan dan mesin-mesin bernilai $4,000,000, semua modal ini dikumpulkan oleh orang tuaku yang rajin menabung dan hemat- semua potongan akan nantinya dipotong delapan oleh sebuah mesin yang rumit, setelah itu mesin yang lain akan menempatkan isi pensil pada setiap potongan, setelah itu mesin lain akan menempatkan potongan kayu lain pada setiap potongan yang sudah diberi isi pensil, direkatkan dengan lem – sandwich isi pensil, begitulah disebut. Tujuh saudaraku dan aku nantinya dipotong dari sandwich “susunan kayu” ini.


“Isi” ku sendiri sangat rumit. Grafitnya berasal dari tambang di Ceylon (Sri Lanka). Bayangkan para penambang dan semua orang yang membuat alat tambangnya dan juga pembuat karung kertas yang digunakan untuk mengangkut dan mengapalkan grafit dan juga tali-tali yang digunakan untuk mengikat karung-karung tersebut dan juga para pekerja yang mengangkut karung keatas kapal, dan juga semua yang membuat kapal pengangkut tersebut. Bahkan para penjaga mercusuar juga membantu agar aku bisa terlahir, dan juga para penuntun kapal di pelabuhan.


Grafit lalu dicampur dengan tanah liat dari Mississippi dan yang mana ammonium hidroxida digunakan untuk proses pencampurannya. Lalu agen pembasah ditambahkan sejenis tallow (lemak hewan yang direaksikan secara kimian dengan asam sulida). Setelah melewati beberapa mesin, campuran ini akhirnya akhirnya muncul melewati cetakan seperti benda panjang yang tanpa ujung – seperti saus yang melewati penggiling – lalu dipotong sesuai ukuran, dikeringkan, di masukan kedalam oven beberapa jam pada suhu 1.850 derajat Fahrenheit. Untuk meningkatkan kekuatan dan kehalusannya isi pensil ini kemudian diolesi dengan komposisi yang panas berupa candelila wax dari Mexico, lilin paraffin, dan lemak binatang alami yang sudah di hidrogenasi.


Potongan cedar ku menerima enam kali pengecatan. Tahukah kamu apa bahan pembuat cat? Siapa menyangka kalau petani biji castor juga adalah bagian dari proses ini? Ya, mereka juga. Kenapa, bahkan proses yang membuat cat berwarna kuning dan cantik membutuhkan keahlian dari pribadi-pribadi yang tak terhitung banyaknya.


Perhatikan proses pemasangan label. Prosesnya terbentuk dari film yang dibuat dengan cara memanaskan karbon hitam yang dicampurkan dengan resin. Bagaimana engkau membuat resin dan apa?? Karbon Hitam??


Bagian kecil logam dari diriku – ferrule (penyambung logam) – terbuat dari kuningan. Bayangkan semua orang yang menambang biji zinc dan tembaga dan semua keahlian yang dipakai untuk membuat lembaran kuningan yang mengkilap dari produk alam ini. Lingkaran hitam dari ferrule ini terbuat dari nikel hitam. Apakah nikel hitam ini, dan bagaimana dia dibuat dan dipakai? Kisah lengkap bagaimana sehingga tidak ada nikel hitam di logam kuningan ku akan membutuhkan berhalaman lembar untuk menjelaskan.


Dan lihatlah mahkota kemulianku, yang secara tidak terhormat dalam perdaganganku disebut sebagai “the plug” (sesumbat), bagian yang digunakan oleh manusia untuk menghapus kesalahan yang dia buat denganku. Bahan yang disebut “factice” digunakan untuk membuat penghapus ini. Factice adalah bahan seperti karetyang dibuat dari minyak biji wijen yang di bawa dari Hindia Belanda Timur (Indonesia) yang direaksikan dengan sulfur klorida. Karet, berlainan dengan yang dipikirkan banyak orang, hanya berfungsi untuk menyatukan kedua senyawa ini. Kemudian, tentu juga banyak proses dan senyawa kimia lain yang berfungsi sebagai agen vulkanisasi dan akselerasi. Batu apung didatangkan dari Itali dan pewarna untuk “The Plug” adalah cadmium sulfide.


TIDAK ADA SEORANG PUN YANG TAHU


Apakah masih ada yang mau menantang pernyataanku sebelumnya bahwa tidak ada satu orangpun di muka bumi ini yang tahu bagaimana cara membuat diriku?


Sebenarnya, ada jutaan manusia yang bekerja bersama-sama dalam usaha menciptakanku, masing-masing hanya saling mengenal baik sedikit orang yang lainnya, kebanyakan tidak saling mengenal satu-sama lain. Sekarang, kamu mungkin berkata bahwa aku sudah terlalu jauh menghubungkan para pemetik kopi di Brazil dan petani makanan dengan proses pembuatanku; bahwa itu adalah posisi yang terlalu extrim. Tetapi aku akan tetap pada pernyataanku; bahwa tidak ada yang tahu bagaimana cara membuat diriku. Tidak ada satupun diantara berjuta-juta orang ini, termasuk persiden direktur dari perusahaan pensil, yang berkontribusi lebih dari sebuah hal kecil, sangat kecil, dari keahlian membuat. Dari sudut pandang keahlian membuat, perbedaan antara penambang grafit di Sri Lanka dan pemotong kayu di Oregan hanyalah dalam hal JENIS pengetahuan membuat. Tidak ada, entah itu penambang atau pemotong kayu, yang lebih berjasa dari ahli kima di pabrik pensil atau pekerja di pertambangan minyak bumi (paraffin, bahan pembuat isi pensil, adalah produk sampingan dari minyak bumi.)


Tetapi inilah fakta luar biasanya: Tidak ada satupun, entah itu pekerja dia tambang minyak atau ahli kimia, atau penambang grafit atau tanah liat, tidak juga pembuat kapal atau kereta api atau truk atau si pekerja yang menjalankan mesin yang memasang logam kebadanku, tidak juga direktur perusahaan pensil, yang menjalankan tugasnya masing-masing karena mereka menginginkanku. Semuanya menginginkanku tidak pernah lebih dari, mungkin, seorang anak yang duduk di bangku kelas satu SD. Tentu, bahkan ada diantara begitu banyak manusia ini yang belum pernah melihat dan tahu apa itu pensil atau tahu bagaimana cara menggunakannya. Motivasi mereka tentu bukan aku. Mungkin motivasi mereka adalah ini : Setiap orang dari jutaan orang ini melihat bahwa mereka bisa menukarkan sedikit keahlian membuat mereka untuk benda dan jasa yang mereka butuhkan dan inginkan. Aku mungkin bagian dari kebutuhan tersebut, dan mungkin juga tidak.


KETIDAK HADIRAN MASTER MIND


Tetapi ada satu lagi fakta yang lebih mengagumkan : Ketidak hadiran Perencana Utama (Master Mind), yang mendikte dan mengarahkan tidakan yang tak terhitung jumlahnya ini yang membuatku tercipta. Tidak ada sedikitpun jejak dari pribadi seperti itu, yang mengontrol dan mengarahkan. Sebaliknya, kita melihat suatu TANGAN TAK NAMPAK sedang bekerja. Inilah misteri yang saya katakan sebelumnya (bahwa diriku adalah sebuah misteri).


Ada orang bilang, “hanya Tuhan yang bisa menciptakan pohon.” Kenapa kita setuju dengan pernyataan ini? Bukankah karena kita sadar bahwa diri kita tidak bisa menciptakan satu pohon pun? Bisakah kita menggambarkan apa itu sebuah pohon? Tidak bisa tentu saja, kecuali dengan kata-kata superfisial. Kita bisa bilang, bahwa ada keteraturan molekular tertentu yang memanifestasikan dirinya menjadi sebuah pohon. Tetapi pikiran seperti apakah diantara manusia yang bisa merekam, atau mengarahkan, perubahan kostan dari molekul ini yang mengakibatkan terciptanya pohon? Sebuah buah perbuatan yang sangat tidak mungkin dan tidak terpikirkan.


Aku, Pensil, adalah sebuah perpaduan yang rumit dari berbagai mujikzat; pohon, zinc, tembaga, grafit dan sebagainya. Tetapi mujikzat yang memanifestasikan diri mereka melalui alam, ditambahkan pula dengan mujikzat yang lebih luar biasa: keterpaduan energy kreativitas umat manusia – jutaan keahlian membuat sesuatu dan pengetahuan yang terpadukan secara alamiah dan spontan sebagai reaksi atas kemauan dan hasrat dan tanpa kehadiran perencana utama (masterminding). Karena hanya Tuhan yang mampu menciptakan pohon, aku memaksa bahwa hanya Tuhan yang mampu menciptakanku. Tidak ada seorang manusiapun yang bisa mengarahkan jutaan keahlian yang membawaku sehingga tercipta, sebagaimana tak seorang manusiapun yang bisa menyelaraskan molekul-molekul sehingga tercipta sebuah pohon.


Diatas itulah yang kumaksud ketika menulis, “jika saja engkau bisa menyadari keajaiban yang aku simbolisasikan, engkau bisa membantu menyelamatkan kebebasan yang secara tidak menyenangkan hilang dari banyak orang.” Sebab, jika kamu menyadari bahwa keahlian menciptakan ini secara alami, ya, secara otomatis, mengatur diri mereka sendiri menjadi pola yang creative dan productive sebagai respons terhadap kebutuhan dan keperluan manusia – yang mana, tanpa kehadiran pemerintah atau pengatur lain yang bersifat memaksa – kamu akan memperoleh sebuah resep utama yang penting untuk kebebasan : iman terhadap orang-orang merdeka. Kebebasan adalah hal yang tidak mungkin tanpa iman ini.


Ketika pemerintah mengambil monopoly terhadap kegiatan creative seperti, sebagai contoh, mengirim surat, kebanyakan orang akan mulai percaya bahwa mengirim surat tidak bisa secara efisien diantar oleh orang yang bertindak secara bebas. Dan inilah alasannya; setiap orang percaya bahwa dirinya sendiri tidak tahu bagaimana melakukan semua hal yang diperlukan dalam mengantar surat. Dia juga menyadari bahwa tidak ada orang lain yang dapat melakukannya sendiri. Asumsi ini adalah benar adanya. Tidak ada satu individu pun yang punya keahlian untuk menjalankan usaha mengantar surat keseluruh penjuru negeri, sebagaimana tidak ada satu orang pun punya kemampuan membuat pensil. Jadi, dengan tidak-adanya iman terhadap orang merdeka – ditambah ketidak sadaran bahwa jutaan keahlian secara alamiah dan ajaib bisa membentuk dan bekerja sama dalam memenuhi kebutuhan manusia – seorang individu tidak bisa menghasilkan hal lain selain menghasilkan kesimpulan yang salah bahwa surat hanya bisa di antara oleh “pengarah utama” (masterminding) bernama pemerintah.


KESAKSIAN YANG BERLIMPAH


Jika hanya aku, Pensil, yang bisa menawarkan kesaksian tentang apa yang bisa dicapai oleh para orang-orang ketika mereka bebas untuk mencoba, lalu mereka yang punya sedikit iman akan kebebasan harus menunjukan bukti yang sama. Tetapi, ada begitu berlimpahnya kesaksian; kesaksian itu ada disekitar kita. Mengantar surat adalah sangat jauh lebih sederhana dibandingkan dengan, contohnya, pembuatan mobil atau mesin penghitung atau pertanian gandum atau mesin penggiling atau puluhan ribu benda lainnya. Mengantar surat (industry yang di Amerika masih dikuasai pemerintah – penerjemah)? Kenapa, di area (industry – penerjemah) dimana manusia sudah diberikan kebebasan untuk mencoba, mereka mengantar suara manusia mengelilingi dunia dalam waktu kurang dari satu detik; merekamengatar kejadian tentang apa yang terjadi secara visual dalam gambar bergerak kepada orang-orang dirumah mereka masing-masing, mereka mengantar 150 penumpang dari Seattle ke Baltimore dalam waktu kurang dari empat jam, mereka mengantar gas dari Texas ke peternakan atau tungku seseorang di New York dengan harga yang tidak dapat dipercaya, sangat murah, dan tanpa subsidy; mereka mengantar empat pounds (lb., satuan berat – penerjemah) minyak bumi dari Teluk Persia ke Pantai Barat Amerika – melewati setengah ukuran bumi- dengan biaya lebih rendah yang dikenakan pemerintah untuk mengantar setengah ons surat ke seberang jalan!


Pelajaran yang ingin kuajarkan adalah : Biarkan semua energy creative untuk bebas. Cukuplah mengatur masyarakat secara selaras dengan pelajaran ini. Biarlah aparat hukum menghapus semua halangan kebebasan yang mereka bisa. Ijinkan kemampuan menciptakan yang kreativ ini mengalir bebas. Milikilah iman bahwa semua pria dan wanita yang bebas akan bereaksi terhadap TANGAN TAK NAMPAK. Iman ini akan dibuktikan. Aku, Pensil, kelihatan sederhana, tetapi Aku, menawarkan mujikzat dari penciptaanku sebagai kesaksian dari iman nyata ini, senyata matahari, hujan, pohon cedar, dan bumi pertiwi.


No comments: