Friday, December 14, 2012

“Brenti Jo Bagate” dan “Prohibition of Alcohol by 18th Amendment of US Constitution”


Kebanyakan dari kita sudah mendengar tentang program POLDA Sulawesi Utara “Brenti Jo Bagate”, yang dalam hal ini, sampai dengan perkembangannya terakhir sangat saya dukung karena menurut saya masih sebatas ajakan moral. Tetapi banyak yang mungkin belum pernah mendengar tentang “Prohibition of Alcohol by 18th Amendment of US Constitution” (Pelarangan Alkohol oleh Amendemen ke-18 Undang-undang Dasar  Amerika Serikat) atau yang dalam sejarah sering hanya disebut sebagai “Prohibition” (Pelarangan). Ini adalah keadaan yang berlaku di Amerika Serikat pada tahun 1920 sampai 1933 ketika segala bentuk penjualan alkohol dilarang, dan dapat dituntut secara hukum. Pada waktu itu, hukum ini tidak main-main karena ditulis dalam Amendment (perubahan atau tambahan) ke-18 Undang-undang Dasar Amerika Serikat.

Prohibition dimulai dengan niat mulia sekelompok penduduk AS yang ingin agar minuman konsumsi minuman keras berhenti di Amerika Serikat, tetapi kalangan pendukung hak asasi manusia memprediksi bahwa sebuah peraturan yang melanggar hak-hak dasar individu hanya akan menghasilkan lebih banyak mudarat dari pada manfaat. Dan setelah perdebatan panjang, akhirnya pelarangan penjualan minuman keras menjadi bagian dari Undang-Undang Dasar Amerika Serikat setelah diratifikasi oleh 46 negara bagian pada 16 Januari 1919, dan sah dijalankan secara hukum pada 17 Januari 1920. 13 tahun setelah diberlakukan, Prohibition akhirnya diberhentikan pada 20 Februari 1933. Tetapi pelarangan alkohol ini tidak bisa dihentikan secara sembarangan karena menjadi bagian dari sumber dari segala sumber hukum di Amerika; Konstitusi. Sehingga pada tahun 1933, Kongres Negara-negara bagian Amerika Serikat berkonvensi dan memutuskan untuk melakukan perubahan lagi pada Undang-Undang Dasar mereka, kali ini Perubahan ke-21, yang isinya menganulir atau mencabut segala isi perubahan Undang-Undang Dasar ke-18 diatas. Inilah satu-satunya cara untuk menganulir sebuah isi Undang-Undang Dasar dan Perubahan ke-18 menjadi satu-satunya bagian dari Undang-Undang Dasar Amerika Serikat yang masih tertulis, tetapi dinyatakan tidak berlaku oleh bagian Undang-Undang Dasar yang lain. Sejarah yang unik bukan?

Lalu kenapa sehingga segala kekacauan ini terjadi? Kenapa suatu larangan yang baik agar warga Negara AS berhenti mengkonsumsi alkohol harus dicabut (atau dibatalkan) dan menjadi bahan perdebatan yang menyita begitu banyak waktu dan tenaga selama   13 tahun pemberlakuannya? Jawabannya karena hukum yang datang dari niat baik, tidak selamanya menghasilkan hasil yang baik. Selama 13 tahun pemberlakuannya, Prohibition tidak mampu menciptakan satupun tujuan aslinya. Sebelum Prohibition, pendukungnya beranggapan bahwa dengan membuat penjualan alkohol illegal maka akan menurunkan angka kriminalitas dan menurunkan pengeluaran pemerintah. Tetapi yang terjadi malah sebaliknya. Angka kriminalitas meningkat tajam dan pengeluaran pemerintah juga yang harus dikeluarkan untuk mengontrol penjualan yang pada waktu itu mencapai 1.520 anggota agen federal untuk membantu kepolisian mengatasi penjualan alkohol. Bukan hanya masalah kriminalitas dan pengeluaran pemerintah, selama masa Prohibition Amerika menghadapi salah satu kegelapan moral terburuk dalam sejarahnya. Anak-anak muda menjadi anggota geng pengedar minuman keras, dan pembunuhan dan kekerasan antar geng menjadi lumrah di kota-kota. Karena minuman keras sekarang illegal, hanya para kriminil yang berani menjualnya dan para pengusaha kotor ini menguasai kota-kota besar. Bisnis mereka diberi suntikan dana besar dari hasil penjualan minuman illegal, dan tidak lama kemudian mereka melebarkan usaha mereka ke bidang yang jauh lebih maksiat seperti pelacuran dan perjudian illegal.

Keluarga dan anak muda menjadi terbiasa melanggar hukum karena mereka melihat setiap hari bagaimana hukum itu dilanggar (dengan sekedar menegak minuman keras), dan sekali mereka belajar itu, mereka akan tergoda untuk melanggar lebih banyak hukum lainnya. Bukan hanya anak muda yang dirusak moralnya dengan impian menjadi anggota gangster, bahkan para penegak hukum juga. Pada saat itu hanya sedikit polisi yang memang jujur dalam menjalankan tugasnya. Diantara bos gangster yang terkenal pada saat itu (anda mungkin pernah dengar namanya) adalah Al Capone. Al Capone bahkan mampu membuat pengacaranya menjadi anggota Kongres, dan dia melakukan banyak pembunuhan terselubung tanpa pernah ditangkap. Salah satu alasanya karena dia adalah pemilik hampir semua hakim dan penegak hukum di kotanya; Chicago. Pembunuhan dan perang antar para “bootlegger” adalah hal biasa di jalanan. Dan dalam 13 tahun ini Amerika Serikat menjadi saksi bertumbuhnya sebuah organisasi kriminal yang sangat terorganisir dan menggurita yang disebut “Mafia”.

Karena segala kekacauan ini akhirnya bahkan para pendukung Prohibition mulai mempertanyakan apakah mereka sudah melakukan sesuatu yang lebih baik bagi masyarakat atau lebih buruk. Salah satu penggagas awal Prohibition adalah John D. Rockefeller Jr. (anak Jutawan terkenal John D. Rockefeller), yang anti-alkohol sepanjang hidupnya, tetapi beralih menjadi pendukung gerakan untuk menentang Amandement 18. Dan dengan segala keluhan yang ada, akhirnya terciptalah Amendment 21, yang mengakhiri pelarangan penjualan alkohol setelah 13 tahun masa berlakunya.

Lalu apa maksud saya menjelaskan segala fakta sejarah ini? Filsuf Spanyol George Santayana pernah berkata bahwa “barang siapa yang gagal belajar dari sejarah akan celaka dengan mengulanginya”. Dan itulah yang harus kita cegah, agar jangan sampai kita gagal melihat sejarah bangsa lain dan mengulangi kesalahan yang mereka lakukan. Pelarangan (Prohibition) bagi banyak sejarawan disebut sebagai eksperimen Amerika, dan dari hasil eksperimen tersebut kita ketahui bahwa mereka gagal dan telah salah. Marilah kita manfaatkan hasil eksperimen tersebut dan jangan berbuat hal yang salah. Belajar dari sejarah kita melihat bahwa melarang peredaran alkohol bukanlah solusi masalah kriminalitas. Kriminalitas akan terlalu sederhana jika disimpulkan bahwa penyebabnya hanya karena alkohol. Tanya sosiolog yang pintar, kriminalitas adalah hal yang sangat rumit yang menyangkut kesejahteraan, budaya, kelas sosial, dan banyak variabel lainnya.

Yang paling baik kita lakukan adalah dengan mengajak, mengajak secara persuasive, karena kita lihat sendiri secara sejarah. Melanggar hak asasi seorang manusia adalah seperti melarang mereka melatih kemampuan moral mereka dan itu malah akan menghasilkan hasil yang lebih buruk. Oleh karena itu ajakan saya bagi para pembaca sekalian agar mari kita dukung program polisi “Brenti Jo Bagate” karena itu adalah ajakan moral, yang dijalankan lewat cara yang tepat yaitu melalui rumah-rumah ibadah.

Dan cara yang paling utama adalah mengajak orang untuk menghormati hukum. Ketika masyarakat menghormati hak seorang pemabuk untuk meminum minumannya sampai mati, maka para pemabuk pun harus menghormati hak masyarakat. Polisi harus sigap bertindak secepat mungkin ketika kumpulan pemabuk mulai mengganggu ketentraman umum dengan berteriak dijalanan atau mulai memasang sound-system yang mengganggu masyarakat sekampung. Ini yang saya alami ketika saya mengunjungi kota Munich pada Oktoberfest barusan. Oktoberfest adalah pesta bir masyarakat Bavaria di Jerman dan pada saat itu anda bisa melihat orang mabuk hampir di setiap sudut jalan. Tetapi tidak ada satupun para pengendara yang mabuk, karena polisi langsung menindak para pengendara yang mabuk, atau orang yang berani berbuat onar pada orang lain. Siapa saja yang tertangkap mengendarai mobil dengan keadaan mabuk akan dicabut izin mengemudinya selama bertahun-tahun, dan khusus untuk supir taksi, dicabut haknya untuk mengemudi dan menjadi supir taksi seumur hidup. Hal ini diberlakukan karena anda memang berhak untuk mabuk, tetapi ketika anda mengendarai kendaraan, anda bukan hanya membahayakan diri anda, tetapi juga jiwa orang lain. Inilah  yang kita butuhkan untuk mengatasi kriminalitas; hukum yang bisa dipertanggungjawabkan secara moral, bukan dengan asumsi dangkal bahwa alkohol adalah satu-satunya penyebab kriminalitas. Hukum yang bisa dipertanggungjawabkan secara moral akan menciptakan masyarakat yang juga bertanggung jawab, bagi dirinya dan bagi orang lain.

Catatan kaki: Jika anda tertarik untuk mengetahui lebih dalam dan pada saat yang sama ingin menikmati hiburan, kisah masa “Prohibition” ini menjadi latar dalam miniseri di siaran HBO “Boardwalk Empire” musim ke-3, yang ditayangkan semenjak Oktober dan berakhir Desember 2012 ini. 

No comments: