Monday, June 17, 2013

Pemerintah (Terjemahan Bebas) Oleh Frederic Bastiat



Saya berharap ada seseorang yang mau memberi hadiah untuk sebuah definisi yang baik, sederhana dan pintar untuk kata “pemerintah”.

Sungguh sebuah sumbangsih yang begitu besar bagi masyarakat.

Pemerintah! Apakah dia? Dimanakah dia? Apa yang dilakukannya? Apa yang seharusnya dia lakukan? Yang kita tahu hanyalah bahwa dia adalah pribadi yang misterius, pribadi yang paling banyak dituntut, yang paling disiksa, yang paling kelabakan, yang paling dipuja, yang paling sering dituduh, pribadi yang paling sering dimintai, lebih dari pribadi manapun di dunia.

Saya tidak berkenan mengenal siapa pembaca saya tetapi saya berani bertaruh sepuluh banding satu, jika dia sedang ingin menciptakan surga, dia pasti berpaling pada pemerintah untuk mewujudkannya.

Dan jika pembaca adalah seorang wanita; saya yakin dia sangat ingin agar semua keburukan kesengsaraan manusia disembuhkan, dan dia berpikir hal ini akan dengan sangat gampang dilakukan, jika pemerintah menanganinya.

Tetapi sayangnya! Pribadi yang sial ini, sebagaimana Figaro, tidak tahu harus mendengar yang mana, atau berpaling kemana. Ratusan ribu mulut pewarta dan suara dari berbagai podium berteriak secara bersamaan-
“Himpunkanlah buruh dan pekerja”
“Lawanlah kesombongan dan sikap tirani para kapitalis”
“Buatlah penelitian tentang kotoran dan telur”
“Sediakanlah rel kereta keseluruh pelosok negeri”
“Airilah seluruh dataran”
“Tanamilah setiap bukit”
“Ciptakanlah kebun percontohan”
“Dirikanlah bengkel umum”
“Didiklah anak-anak”
“Latihlah orang muda”
“Bantulah yang lanjut usia”
“Kirimlah penduduk kota ke pedesaan”
“Samakan pendapatan setiap usaha”
“Pinjamkanlah uang tanpa bunga bagi siapa yang ingin meminjam”
“Angkatlah yang tertindas dimana saja”
“Kembangkan dan sempurnakanlah kuda tunggangan”
“Sokonglah kesenian, dan dukunglah musisi, pelukis dan asitek”
“Lindungilah perdagangan dalam negeri, dan ciptakanlah armada perdagangan”
“Temukanlah kebenaran, dan tanamlah benih akal sehat di kepala kami. Misi pemeirintah adalah mencerahkan, membangun, mengembangkan, melindungi, kesucian jiwa para penduduk.”

“Sedikitlah bersabar, saudara-saudara” kata pemerintah dalam nada yang memelas. “Aku akan melakukan apa saja yang memuaskanmu, tetapi untuk hal itu aku membutuhkan sumber daya. Aku telah menyiapkan perencanaan untuk lima atau enam pajak yang baru, dan tidak semuanya opresif. Engkau akan lihat bagaimana rakyat akan dengan senang hati membayarnya.”

Kemudian munculah seruan itu. “Tentu saja Tidak! Dimana nilai kebaikan dalam melakukan sesuatu dengan sumber daya? Kenapa? Hal tersebut tidak layak mendapat nama “Pemerintah”! Karena engkau membuat pajak baru, kami memberhentikan pajak yang lama. Kamu harus menghentikan;
“Pajak tembakau”
“Pajak minuman keras”
“Pajak atas surat”
“Bea dan Cukai”
“Pajak paten”

Di tengah huru hara ini, sekarang negara ini telah lagi dan lagi berganti pemerintahan, karena tidak mampu memenuhi semua yang diminta darinya, Aku ingin saat ini menunjukan sebuah kontradiksi. Tetapi apalah aku ini, bukankah sebaiknya aku menyimpan hasil pengamatanku ini bagi diriku sendiri!

Aku telah kehilangan karakterku selamanya! Aku telah dilihat sebagai seorang manusia tanpa hati dan tanpa perasaan-seorang filsuf yang kering, seorang individualis, seorang plebian, seorang borjuis, dalam satu kata, seorang ekonom praktis. Tetapi maafkan aku, seorang penulis yang baik, yang tidak akan berhenti mengatakan apapun, bahkan untuk sebuah kontradiksi. Bila aku salah, tanpa keraguan, aku dengan rela untuk menarik kata-kataku. Aku akan senang jika kamu telah menemukan sebuah makhluk yang begitu pengasih dan tak kenal lelah, yang disebut pemerintah, yang punya roti untuk setiap mulut, kerja untuk setiap tangan, modal untuk setiap usaha, dana untuk setiap proyek, minyak untuk setiap luka, obat untuk setiap penderitaan, nasihat untuk setiap kesusahan, solusi untuk setiap kerajuan, kebenaran untuk setiap orang pintar, diversi bagi mereka yang menginginkannya, memuaskan setiap keingin tahuan, koreksi untuk setiap kesalahan, membebaskan kita dari kebutuhan akan pertimbangan, kebijaksanaan, pengalaman, keteraturan, cobaan, pandangan jangka panjang, dan aktivitas.

Bukankah akan luar biasa jika kita menemukan definisi dari makhluk yang luar biasa ini. Oleh karena itu adalah hal yang luar biasa jika seseorang bisa memberi hadiah bagi siapa saja yang bisa memberi pengertian apa itu pemerintah dan apa yang harus mereka lakukan. Tetapi saya yakin sampai saat ini pengertian yang benar itu belum ditemukan karena lagi dan lagi pemerintah digulingkan oleh rakyatnya justru karena dia tidak mampu memenuhi tugasnya, yang dicapai justru sebaliknya.

Aku takut malah sebenarnya dalam hal ini, kita sedang berada dalam ilusi paling aneh yang pernah terjadi dalam pikiran manusia.

Manusia dikutuk untuk selalu menghadapi masalah, untuk memenuhi kebutuhannya. Ada dua cara memenuhi kebutuhan ini. Pertama adalah dengan memuaskan kebutuhannya oleh hasil kerja orang lain. Memenuhi kesenangan pribadi dengan kerja keras orang lain. Inilah asal mula perbudakan, dan penjarahan. Perbudakan telah berakhri, puji Tuhan. Tetapi satu lagi yang masih tetap ada, kecenderungan kita untuk hidup nyaman dan melempar masalah ke orang lain. Hal ini tetap ada dengan sebuah bentuk baru yang menyedihkan yang menunjukan dirinya dalam kehidupan bersama kita. Sang penindas tidak lagi bertindak memaksakan kekuasaannya secara langsung terhadap korbannya. Sang tirani dan sang korban tetap ada, tetapi ada satu pribadi perantara yang muncul diantaranya, yang adalah pemerintah, yang adalah hukum itu sendiri.

Oleh karena itu kita semua menaruh klaim kita dalam satu alasan bohong dan mengaplikasikannya untuk pemerintah. Kita katakan padanya, “Aku tidak puas dengan proporsi antara hasil kerja dan kenyamananku. Oleh karena itu, untuk mencapai keseimbangan ini, aku ingin untuk mengambil milik orang lain. Tetapi ini akan terlalu berbahaya. Bisakah kamu memfasilitasi hal ini? Bisakah kamu mencari bagiku tempat yang baik? Atau mengecilkan industry sainganku? Atau mungkin pinjamkan aku modalh yang kamu bisa ambil dari kompetitorku? Bisakah kamu sekolahkan anakku dengan biaya public? Atau berikan bagiku hadiah? Atau mengamankan bagiku sejumlah uang ketika aku mencapai usia lima puluh tahun? Dengan cara ini aku bisa mencapai tujuanku dengan cara yang mudah, karena hukum telah melakukannya untukku, dan aku akan memiliki keuntungan dari penjarahan, tanpa resiko atau kehinaan!”

Adalah hal yang pasti kit asemua meminta hal yang sama dari pemerintah; anda sebagaimana terbukti, pemerintah tidak bisa memuaskan satu pihak tanpa menambah kerja pihak yang lain, sampai aku bisa mendapatkan sebuah definisi resmi dari kata pemerintah Aku merasa berhak untuk memberi pengertianku sendiri. Siapa tahu mungkin bisa mendapatkan hadiah: Inilah dia:

Pemerintah adalah suatu kebohogan besar dimana setiap orang berusaha hidup dari kerugian orang lain.

Tentu saja banyak dari kita tidak setuju akan sentiment negative ini. Tetapi ilusi yang begitu besar dari masyarakat berusaha membenarkan dirinya. Tetapi apakah kita ini jika kita berpikir bahwa penjarahan untuk memberi menjadi kurang derajat penjarahannya karena untuk memberi; kejahatan tidak menjadi kurang jahat walaupun itu dilakukan secara legal dan dalam kerangka aturan; itu tidak menambahkan kebaikan umum, malah menghilangkannya, karena kita menggunakan sebuah alat yang mahal bernama pemerintah. Sebuah alat penjarahan: pemerintah, dan setiap kelas masyarakat datang padanya dan berkata; “hai engkau yang mampu mengambil secara adil dan jujur, ambilah dari masyarakat, dan kami akan mengambil bagian.” Sayangnya pemerintah begitu tergodanya akan godaan setan ini, karena dia terdiri atas para PNS dan Pejabat- para manusia, yang  sebagaimana manusia lainnya, menginginkan dalam hatinya untuk selalu mencari kesempatan untuk memperbanyak kekayaan dan pengaruhnya. Pemerintah tak pernah pelan dalam mengambil keuntungan yang didapatkan dari bagian yang dipercayakan masyarakat baginya, karena bagian yang begitu besar akan diambil untuk dirinya sendiri; dia akan melipat gandakan agen-agennya; memperbesar lingkaran kekuasaannya; dan akan berakhir dalam proporsi yang menghancurkan masyarakat. Demikianlah hasrat jahat kita semua, menciptakan alat jahat ini bagi diri kita sendiri. Saya yakin pembentukan pribadi pemerintah seperti ini telah, sebagaimana pada masa lalu, dan akan menjadi lahan yang subur untuk kekacauan dan revolusi. Ada rakyat di satu sisi dan pemerintah disisi yang lain. Yang satu punya hak untuk mengambil dari yang lain. Apa yang menjadi konsekuensinya? Pemerintah punya dua tangan, tangan untuk mengambil dan tangan untuk memberi, tangan yang kasar dan tangan yang halus. Pekerjaan tangan yang halus, tidak bisa dilakukan sebelum tangan yang kasar. Tangan yang mengambil harus bekerja sebelum tangan yang memberi. Tetapi sialnya, pemerintah bisa mengambil tetapi belum tentu bisa memberi. Ini terbukti dan bisa dijelaskan dalam sejarah bagaimana tangan mereka yang begitu punya daya menyerap, yang selalu menahan sebagian, dan sering kali seluruhnya, dari apa yang mereka sentuh. Tetapi satu hal yang pasti, yang akna selalu terjadi, pemerintah tidak pernah bisa memberi bagi masyarakat lebih banyak dari pada yang bisa dia ambil. Oleh karena itu, adalah hal yang begitu bodoh bagi kita untuk datang padanya dengan sikap seorang pengemis. Adalah hal yang  sangat tidak mungkin baginya untuk memberi kebaikan bagi seseorang yang adalah bagian dari masyarakat, tanpa melukai masyarakat secara keseluruhan.

Sehingga, masyarakat punya dua harapan, dan pemernitah punya dua janji: kesejahteraan yang berlimpah dan tanpa pajak. Janji dan harapan yang saling bertentangan, tidak akan pernah terwujud.
Nah, bukankah ini penyebab semua revolusi? Karena antara pemerintah dengan segala janji yang tidak mungkin dia laksanakan, dan rakyat dengan segala harapan yang tidak mungkin tercapai, dua kelas yang kemudian saling berhadapan.

Sempatkan diri untuk membaca janji para politisi: Beras murah, minyak murah, sekolah gratis, ini gratis, itu gratis, sembako murah, dll, seakan-akan segala hal bisa jatuh dari langit. Visi dan misi yang begitu panjang, seakan-akan membebaskan mereka dari sebuah kenyataan dasar hidup; kamu harus mengerjakan segala hal yang kamu inginkan.

Well, saya ingin bertanya bagi para pembaca, bukankah ini sebuah kekanak-kanakan, dan lebih dari itu, kekanak-kanakan yang berbahaya? Jika ini yang terjadi, kita akan selalu ada dalam revolusi yang tidak akan ada habisnya, jika kita tidak punya keinginan untuk terbangun dari mimpi dan sadar akan kontradiksi ini dan menghadapi kenyataan; “tidak mau memberi bagi pemerintah dan berharap banyak dari padanya”.

Saudara-saudara, sampai kapan kita akan berada dalam ilusi ini dan hidup dalam system. Orang yang hidup dalam sistem ini adalah orang-orang yang menipu diri mereka sendiri, karena mereka hidup dalam kontradiksi dan kekanak-kanakan. Kali ini saya ingin menawarkan sebuah sistem politik baru, dimana setiap warga negara bertanggung jawab atas dirinya, dan dihargai berdasarkan apa yang dia kerjakan. Yang pemerintahnya adalah pemerintah yang menyatukan warganya, bukan menjadi alat untuk menjarah satu dengan yang lain. Tetapi pemerintah yang mengamankan masing-masing atas miliknya, dan yang menegakan keadilan dan ketentaraman.


Saya ingin mengutip dari kata-kata president Amerika Serikat, Ronald Reagan dalam pidato pelantikannya: Pemerintah bukanlah solusi masalah kita, pemerintah adalah masalahnya. Bukan maksudku untuk menghilankan pemerintah, tetapi membuatnya bekerja, bekerja dengan kita, bukan diatas kita. Bekerja disamping kita bukan menggiring dari belakang.

Catatan: 2 paragraf terakhir bukanlah terjemahan langsung dari Frederic Bastiat, tetapi ditulis oleh saya sendiri :D karena harus cepat2 untuk presentasi. Sisanya murni tulisan Bastiat, kalu ingin yang lengkap silahkan baca yang aslinya dalam bahasa Inggris...